Notification

×

Iklan

Iklan

STY Resmi di Pecat Oleh PSSI, Patrick Kluivert Menjadi Kandidat Resmi Pelatih Timnas Indonesia

Tuesday, 7 January 2025 | 09:45 WIB Last Updated 2025-01-07T02:53:27Z
"Ketua PSSI Erick Thohir ketika berfoto bersama Patrick Kluivert yang akan menjadi kandidat Pelatih Timnas Indonesia"/Foto : Redaksi


RADARDETIK.ID - PSSI resmi memberhentikan Shin Tae Yong (STY) sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Ini adalah alasan STY dipecat. Dalam konferensi pers yang diadakan Senin (6/1), Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, menyatakan bahwa STY sudah tidak berstatus sebagai pelatih Timnas Indonesia.


Erick menyatakan bahwa STY dipecat oleh PSSI karena sejumlah masalah, termasuk masalah komunikasi, strategi, dan kepemimpinan tim nasional Indonesia. Erick Thohir menyatakan bahwa tim ini juga harus menjadi perhatian khusus dalam evaluasi. Dia melihat bahwa perlu ada pimpinan yang dapat lebih menerapkan strategi yang tentu telah disetujui oleh para pemain.


Erick menambahkan, "Lalu komunikasi yang lebih baik dan tentu saja implementasi program yang lebih baik secara menyeluruh."


Erick juga mengatakan bahwa surat pemutusan kerja sama antara PSSI dan STY telah dikirim pada Senin pagi (6/1) Erick mengatakan, "Pak Sumardji sudah bertemu dengan STY dan coach STY sudah menerima surat menyuratnya dan nanti tentunya ada proses berikutnya mengenai hubungan kita yang sudah berakhir. Saya ucapkan terima kasih."


Erick juga menyatakan bahwa dinamika tim nasional Indonesia sangat kompleks. Menurut pandangan saya, dinamika ini cukup rumit. Jika kita mengambil keputusan dengan cepat, hal itu juga akan berdampak buruk. 


Sebelum pertandingan melawan China, kami tidak mengganti pelatih karena waktunya terlalu singkat. Yang terbaik adalah hari ini karena kita masih punya dua bulan setengah untuk mempersiapkan diri, dan saya juga tidak ingin membuat keputusan yang akan memburuk keadaan. Erick menganggap waktu dua setengah bulan ini cukup.


Dengan banyaknya pemain di luar negeri saat ini, dinamika setiap pemain tentu menjadi perhatian. Untuk bertemu dengan pelatih baru, pemain timnas kita di Liga Indonesia dijadwalkan bertemu di tanggal 12 malam. Namun, dinamika komunikasi harus merata. Pemain tidak terjebak; pemain ini bagus atau kurang, menurut saya. Namun, kami harus menganggap tim ini sebagai satu kesatuan.


Erick juga menekankan pentingnya kolaborasi individu dalam membangun kekuatan sepak bola Indonesia. Di sepak bola, yang berat itu tidak dapat diprediksi, salah satunya adalah kerja sama tim, kekompakan pemain, pelatih, PSSI dengan tim, dan PSSI dengan pelatih. 


Dinamika ini tentu sulit diprediksi, tetapi seperti yang saya katakan sebelumnya, jika kita berusaha sebaik mungkin, kita bisa mengurangi titik-titik ini. Erick menambahkan, "Salah satu komunikasi yang saya sampaikan tadi."


Selain itu, masalah strategis yang ditulis oleh beberapa media Eropa. Terangnya, "Tapi itu bagian dari evaluasi, bukan keputusan." Untuk menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia, mantan striker Timnas Belanda Patrick Kluivert dianggap sebagai calon potensial.


Setelah Shin Tae-yong resmi meninggalkan PSSI pada Senin (6/1/2025), Patrick Kluivert disebut sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Meskipun reputasi Patrick Kluivert sebagai pemain tidak dapat dipandang sebelah mata, reputasinya sebagai pelatih tetap dipertanyakan.


Laman resmi Transfermarkt melaporkan bahwa Kluivert akan menjabat sebagai pelatih kepala untuk klub Turki Adana Demispor pada tahun 2023. Kluivert hanya bermain selama enam bulan setelah ditunjuk pada bulan Juni; dia berhenti pada bulan Desember setelah mencetak 20 gol.


Sebelumnya, Kluivert menjabat sebagai manajer akademi Barcelona dari Juli 2019 hingga Juni 2021, dan menjadi pelatih interim Curacao dari Mei hingga Oktober 2021. Sebelumnya, Kluivert adalah asisten pelatih Timnas Kamerun selama satu tahun.


Kluivert berbagi cerita menarik tentang terakhir kali dia memimpin tim, tepatnya saat dia bermain untuk Adana Demispor. Dia menyatakan bahwa dia tidak dipecat, tetapi hanya menyudahi kerja sama dengan kesepakatan bersama saat Adana Demispor tampil lebih baik.


Patrick Kluivert menyatakan, "Kami mengakhiri kontrak melalui kesepakatan bersama. Kami telah melakukannya dengan sangat baik dan bahkan fantastis dalam konteks Eropa." Sampai masalah muncul ketika manajemen Adana Demispor dilaporkan gagal membayar pemain dan pelatih selama berbulan-bulan.


Kluivert mengatakan dia bisa bertahan selama beberapa bulan tanpa gaji, tetapi dia juga mempertimbangkan bagaimana pemain dan karyawan lain terkena dampak. Setelah Adana Demispor kalah dari Sivasspor, Kluivert dipanggil oleh manajemen hingga kontrak berakhir.


"Kami bekerja dengan baik dan mencapai hasil yang baik, tetapi pada satu titik kami tidak menerima gaji." "Pertama satu bulan, lalu dua, lalu tiga. Pada titik tertentu para pemain juga mulai mengeluh."


"Mereka mulai menyadari bahwa mereka juga tidak dibayar selama pelatihan."


Kluivert terus mengatakan, "Saya bisa hidup tanpa uang untuk sementara waktu, tapi staf saya dan para pemain juga harus membayarnya." "Pada satu titik kami kalah dari Sivasspor dan kemudian direktur teknis dan orang yang melakukan negosiasi mendatangi saya." "Mereka menginginkan kesepakatan bersama. Mereka tidak ingin melanjutkan, begitu pula saya."


Meskipun begitu, pernyataan Adana Demispor tentang alasan pemutusan kontrak membuat Kluivert jengkel.


"Mereka menginginkan kesepakatan bersama. Mereka tidak ingin melanjutkan, begitu pula saya," kata Kluivert lagi, menyatakan bahwa dia tidak lagi memiliki kemampuan untuk memilih pemain dan menerapkan strategi terbaik hingga tim mengalami kekalahan.


Meskipun begitu, pernyataan Adana Demispor tentang alasan pemutusan kontrak membuat Kluivert jengkel. Setelah tim mengalami kekalahan, Kluivert dikritik karena tidak lagi dapat memilih pemain dan menerapkan strategi terbaik.


Ditambah lagi, ia belum menerima tunggakan gaji dari Adana Demispor pada saat itu, dan masalah ini bahkan telah dibawa ke FIFA.


"Mereka pikir saya tidak lagi memiliki keunggulan dalam seleksi, tapi ternyata tidak. Kami berada di urutan keempat."


Dia menyimpulkan, "Terserah FIFA, saya akan menerimanya (gaji yang belum dibayar) pada akhirnya, tapi itu menjengkelkan."






×
Berita Terbaru Update