![]() |
"Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta Doktor Elinda Rizkasari menyampaikan keprihatinan terkait serangan pronografi serta game online dikalangan anak - anak di Indonesia"/Foto : Redaksi |
RADARDETIK.ID – Negara Indonesia saat ini sedang tidak baik – baik saja, hal ini dikarenakann anak muda Indonesia sedang mengalami serangan yang tanpa kasat mata yaitu serangan kecanduan pornografi dan serangann Gamers dari negeri sendiri. Dari data yang diperoleh dari sumber Menurut KPAI, sekitar 5,5 juta anak di Indonesia kecanduan pornografi. Jumlah ini merupakan hasil dari temuan kasus pornografi anak di Indonesia selama empat tahun.
Sedangkan menurut Kemenkominfo, Indonesia menempati peringkat kedua di ASEAN untuk jumlah konten pornografi yang ditemukan, yaitu 5 juta konten. Konten-konten tersebut muncul di media online dan game online yang mudah diakses anak-anak. Hal ini tentunya sangat membahayakan bagi keberlangsungan generasi penerus bangsa Indonesia.
Kasus tersebut seperti fenomena gunung es yang tidak akan terasa secara langsung tetapi efek kejutnya sangat membahayakan bahkan melebihi gelombang Tsunami. Fenomena kasus akibat kecanduan promografi sendiri terjadi dibeberapa daerah di Indonesia. Dari kasus pemerkosaan gadis penjual gorengan yang terjadi di Sumatra Barat yang dilakukan oleh anak dibawah umur, kemudian kasus anak Sekolah Dasar yang memperkosa seorang Balita, Kasus terbaru dari daerah Demak dimana terjadi persetubuhan anak SMP didalam kelas dan masih banyak lagi.
Tentunya kasus tersebut merupakan suatu akumulasi dari efek kecanduan dari pornografi yang sudah menjamah diberbagai perangkat lunak yang mudah diakses oleh semua orang. Belum lagi ditambah dengan Sinetron yang tayang di aplikasi berbayar yang tayang secara vulgar dari adegan ciuman, berpelukan dan hal lainnya yang bisa diakses oleh semua kalangan.
Tentunya hal ini sangat memperihatinkan bagi semua kalangan serta anak – anak. Dengan maraknya kasus tersebut tentunya membuat Indonesia akan semakin mundur ke belakang dan secara tidak langsung efek gradasi mental anak – anak akan terus terjadi seperti bom waktu.
Apabila Pemerintah serta orang tua tidak segera melakukan aksi preventif maka dapat dipastikan kasus tersebut akan membludak serta menjadi bom waktu yang tinggal menunggu waktu untuk meledak. Hal ini ditambah dengan boomingnya kasus gamers yang merajai negara Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, anak-anak di Indonesia yang berusia 0-18 tahun mendominasi pasar game online dengan persentase 46,2%. Sementara itu, berdasarkan penelitian Gurusinga, 54,1% remaja usia 15-18 tahun di Indonesia mengalami kecanduan game online. Dari jumlah tersebut, 77,5% adalah remaja putra dan 22,5% adalah remaja putri.
Efek yang tak kalah mengerikan dari serangan kecanduan game online adalah Gangguan hubungan sosial, Kesehatan menurun, Daya tahan tubuh lemah, Kurang waktu tidur, Sering terlambat makan, Alam bawah sadar terpengaruh oleh adegan kekerasan dan kriminal dalam game, Mudah marah, emosional, dan mudah mengucapkan kata-kata kotor. Apabila dua efek dari kecanduan game online serta kevanduan pornografi dibiarkan akan membunuh generasi emas anak muda Indonesia.
Dalam hal ini kebijakan pemerintah, DPR, DPRD, Pihak Sekolah, orang tua serta penyedia layanan ikut serta wajib untuk memberantas kasus tersebut hingga sampai ke akarnya. Apabila kebebasan berekspresi yang kebablasan maka akan membunuh generasi muda Indonesia sendiri.
Sedangkan Langkah yang tak kalah penting bagi orang tua dan diri sendiri untuk mengobati kecanduan Pornografi antara lain : Terapi: Bekerja sama dengan konselor kesehatan mental atau psikolog dapat membantu Anda mengatasi kecanduan pornografi. Terapi yang dapat dilakukan, antara lain: Berikan Terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengidentifikasi dan mengelola pola pikir yang memicu kecanduan, Terapi psikodinamik untuk mengungkap pikiran atau ingatan bawah sadar yang memengaruhi perilaku, Terapi penerimaan dan komitmen (ACT) untuk mengidentifikasi pola pikir yang memengaruhi perilaku adiktif.
Langkah lain yang harus juga dilakukan adalah Batasi akses: Gunakan filter dan perangkat pembatasan konten dewasa pada perangkat dan router internet. Kita juga dapat mengubah pengaturan di komputer, ponsel, atau layanan internet untuk mempersulit melihat pornografi. Identifikasi pemicu: Kenali situasi atau emosi yang memicu keinginan untuk menonton pornografi. Hindari kesendirian: Carilah aktivitas di luar rumah yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Tetapkan tujuan: Buat tujuan dan kemudian berusaha untuk mencapainya. Temukan pengalihan: Jika tergoda untuk kembali menonton film porno saat bosan, cari hal lain yang dapat dilakukan untuk tetap sibuk. Dan yang terakhir adalah selalu Berkomunikasi: Bicaralah dengan pasangan atau teman dekat tentang masalah kecanduan pornografi.