Jum'at 21 Mar 2025

Notification

×
Jum'at, 21 Mar 2025

Iklan

Iklan

Penangkapan Terduga Teroris di Batu Adalah Gambaran Nyata Bahaya Pemahaman Terorisme di Kalangan Muda Melalui Media Sosial

Monday, 5 August 2024 | 17:34 WIB Last Updated 2024-08-05T10:34:12Z
"Densus 88 Ketika melakukan penyergapan terduga Teroris di daerah Batu"/Foto : Ramdhan


RADARDETIK.ID - Penangkapan Teroris di daerah Batu, Jawa Timur, merupakan gambaran nyata bahaya nya pemahaman Intoleran, Radikal, Ekstrim, dan Terorism, di kalangan pemuda. 


Hal ini menjadi sorotan Ramdhan Agung Giri Nugroho, selaku Koordinator Pusat Forum Cendikiawan Muda Indonesia (Force-Mi), yang menilai bahwa ideologi ekstrim dan Terorisme itu rawan menyasar kalangan muda. 


Menurutnya hal ini tak terlepas dari masif nya gerakan radikalism, intoleran, dan doktrinasi Ekstrimisme serta terorisme di media sosial, yang sangat mudah di akses oleh semua orang melalui gadget.


“Anak muda hari ini cenderung gemar & rajin dalam membaca, serta menerima informasi dari media sosial, karena jauh lebih mudah, efektif, dan nyaman untuk di akses, sehingga gerakan Terorism ini merubah paradigma gerakan mereka yang tadinya konservatif lewat gerakan akar rumput, mengembangkan gerakan rekrutmen nya lewat media sosial.” Ujar Ramdhan. 


"Koordinator Pusat Forum Cendikiawan Muda Indonesia Ramdhan Agung Giri Nugroho ketika melakukan pemaparan edukasi"/Foto : Ramdhan

Ramdhan juga menilai, bahwa gerakan yang berevolusi menjadi gerakan doktrinasi via media sosial, adalah upaya mereka untuk menarik simpatisan sebanyak mungkin, untuk memperbesar organisasi nya.


“Gerakan mereka yang meluas sampai media sosial, jelas tujuan nya adalah untuk mendirikan organisasi nya agar lebih kokoh dengan banyak nya kader/simpatisan, yang kemudian akan di bentuk menjadi pengantin, atau pelaku Bom Bunuh Diri.” Ujar Ramdhan. 


Ramdhan pun mengatakan, bahwa penangkapan di Batu, menggambarkan kemudahan mereka dalam mengakses organisasi terlarang, dan menjadi anggota nya hanya melalui sarana media sosial, sehingga tidak perlu repot langsung datang ke markas organisasi ISIS tersebut.


“Gak perlu lagi ke ISIS, sangat mudah via media sosial hari ini, pelaku HOK (19) saja kan bisa membaiat online dengan organisasi ISIS, inilah gambaran nyata bahaya nya akses media sosial yang di salah gunakan, karena minim nya literasi kepada kaula Muda.” Tutup Ramdhan. 


Hal ini lah yang menarik, sehingga pemerintah harus lebih aktif lagi dalam mengakses media sosial, dan melakukan Counter narasi di media sosial sehingga informasi yang di terima pemuda tidak mudah di telan mentah-mentah, terutama terkait doktrinasi paham radikal, dan teroris.



×
Berita Terbaru Update