Notification

×

Iklan

Iklan

Edukasi Promosi Kesehatan Penggunaan APD dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Paparan Kimia dan Administrasi pada Petugas SPBU Rawamangun

Tuesday, 23 July 2024 | 11:52 WIB Last Updated 2024-07-23T13:59:01Z
"Foto bersama pemateri pengabdian masyarakat dan karyawan SPBU Rawamangun"/Foto : Nofri Hasrianto


RADARDETIK.ID - Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.  Pekerja berhak mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) apabila di diagnosis mengalami kecelakaan kerja atau Penyakit Akibat Kerja (PAK). 


Ada beberapa kategori yang dapat dikatakan sebagai penyakit akibat kerja meliputi pajanan faktor yang  timbul dari aktivitas pekerjaan, berdasarkan sistem  target  organ, kanker akibat kerja, dan penyebab spesifik. Beberapa contoh dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah Pneumonia akibat Sulfur Dioksida (SO2), asbestosis, dan silikosis. 


Setiap tempat kerja mempunyai risiko bahaya yang bisa memunculkan risiko penyakit serta kecelakaan kerja, semacam terpapar bahan kimia. Salah satu dari sebagian kelompok pekerja yang mempunyai efek terpapar langsung dengan bahan kimia yakni Sulfur Dioksida / SO2 adalah operator SPBU.


Karena masalah tersebut, Dosen program Studi Kesehatan Masyarakat mengadakan pengabdian kepada Masyarakat untuk memberikan edukasi tentang dampak tersebut. Kegiatan pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh dosen program studi Kesehatan Masyarakat memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan Kesehatan fisik pekerja atau petugas operator dalam  menjalankan pekerjaannya. 


Dengan mengikuti kegiatan tersebut maka bagi peserta akan menambah pengetahuan dalam menjaga kesehatan, keselamatan dan kehati hatian dalam menjalankan tugas sebagai pekerja operator di SPBU. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kantor SPBU Rawamangun dengan jumlah peserta 11 orang dengan bidang kerja yang berbeda. 


Sedangkan kegiatan sendiri diadakan pada hari Senin (15/6)  bertempat dilantai 1 (satu) kantor SPBU Rawamangun. Dalam sambutan yang diberikan oleh manajer SPBU yaitu Syahnandito mengatakan bahwa pihak SPBU sangat berterimakasih dengan adanya edukasi yang diberikan kepada karyawan SPBU yang dikelola olehnya.


“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kegiatan yang bermanfaat di SPBU yang saya Kelola, saya berharap ke depan kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan dan berkseinambungan serta bisa disampaikan untuk menambah pengetahuan dan pengembangan pengetahuan dalam melaksanakan kualitas hidup yang sehat kepada para petugas operator atau petugas lainnya”, Ucap Syahnandito.


Syahnandito berharap ke depan tidak akan dijumpai pekerja yang izin tidak masuk karena alasan sakit.

“Saya berharap ke depan tidak akan dijumpai kembali adanya pekerja atau petugas yang izin dikarenakan alasan sakit”, Tambah Syahnan. 


Hal serupa juga disampaikan Nofri, bahwa tugas akademisi adalah Tridharma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan dan disetiap semester harus dilaporkan ke Dikti yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian Masyarakat. 


“Tiga hal itu harus dilaksanakan oleh akademisi dengan melibatkan mahasiswa dan mitra yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa Pendidikan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penelitian”, Ucap Nofri. 


"Pemateri Bapak Nofri Hasrianto sebagai pemateri 1 ketika melakukan presentasi pengabdian masyarakat di SPBU Rawamangun"/Foto : Nofri Hasrianto


Dalam kesempatan itu Nofri juga mengatakan dalam materi yang disampaikan bahwa dalam memenuhi Kesehatan fisik seseorang dalam melakukan sesuatu seperti bertindak, bersikap, berpikir, dan memberikan umpan balik atau respon pada suatu hal dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan respon tersebut dapat berupa respon aktif dan pasif. 


Respon aktif merupakan tindakan yang langsung dilakukan dan respon pasif yaitu tindakan dalam bentuk berpikir atau berpendapat sehingga secara fisik dan psikologi juga sehat. Asupan juga menjadi support tubuh dalam membentuk kesehatan fisik dan gaya hidup modern juga cukup berpengaruh terhadap perubahan pola makan yang dikonsumsi sehari-hari. 


Makanan cepat saji sendiri cenderung lebih disukai karena dianggap lebih praktis saat dimasak dan dikonsumsi. Pada hakikatnya, tidak semua makanan cepat saji memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh karena mengandung kadar lemak berlebih yang cukup tinggi, serta tambahan bahan campuran makanan seperti pengenyal makanan, pewarna makanan, hingga bahan pengawet yang berbahaya apabila dikomsumsi terlalu sering dan berlebihan. 


Mengonsumsi makanan bergizi erat kaitannya dengan hidup sehat. Karena pola makan yang tepat dapat menunjang tercapainya berat badan yang ideal juga mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular dan jenis kanker lainnya. Mengonsumsi makanan bergizi tak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga dapat mempengarusi suasana hati. 


Makanan yang sehat merupakan makanan yang mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh manusia membutuhkan bermacam nutrisi untuk menjaga tubuh tetap sehat dan pertumbuhan yang agar dapat berjalan dengan optimal


"Narasumber Rendi Randika ketika memberikan edukasi pengabdian masyarakat di SPBU Rawamangun"/Foto : Rendi


Dari hasil pengabdian Masyarakat tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seluruh operator atau petugas pengisian SPBU antara lain : 


1. Memastikan Lingkungan yang aman, memastikan setiap kali akan memulai pekerjaan selalu memperhitkan lingkungan yang aman untuk dimulainya pekerjaan baik mulai dibuka atau peralihan sistem shift kerja, jika ada bahan bakar yang berserak dilantai agar menyiram dengan pasir, mengeringkan, membersihkan kembali pasir yang ditebar. Pastikan area stasiun pengisian bahan bakar bersih, rapi dan bebas dari potensi bahaya. Pastikan perlengkapan kebakaran ringan (APAR) yang memadai dan dapat dipergunakan serta dapat diakses, Pastikan tanda peringatan dan petunjuk keselamatan dipasang dengan jelas dan menggunakan APD. 


2. Prosedur operasional yang aman, yaitu mematuhi aturan dengan SOP (standar operasional Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan dengan memahami, menerapkan dan mematuhi pelaksanaan pengisian bahan bakar denga naman. Tersedianya kegiatan yang mereview prosedur savety penanganan bahan bakar dan Tindakan kedaduratan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada kegiatan kerja yang akan dilaksanakan seperti masker, sarung tangan, memakai Sepatu keamanan, kaca mata.


3. Pengelolaan risiko yang efektif, petugas atau operator diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di area kerja secara berkala dengan mengimplementasikan Langkah-langak pengendalian yang sesuai untuk meminimalisir risiko, seperti pemasangan rambu, pemasangan tanda berhenti, prosedur tanggap darurat yang jelas dan terlatih, serta adanya  pelatihan evakuasi dan penanganan darurat pemadaman api dengan menggunakan APAR.


4. Budaya keselamatan yang kuat, yaitu pada petugas/operator diharapkan mempunyai komitmen dari manajemen mempromosikan budaya keselamatan, pelatihan dan sosialisasi berkala tentang keselamatan kerja bagi seluruh karyawan serta pelaporan dan investigasi insiden yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran dan perbaikan. 


5. Kepatuhan terhadap peraturan dan standar, yaitu pemenuhan standar persyaratan keselamatan dan Kesehatan kerja yang ditetapkan oleh otoritas terkait, pemantauan dan evaluasi berkala untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan.


Dalam kesempatan yang sama Rendi mengatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan tentu dilengkapi dengan administrasi yang jelas. 


“ Tentunya kegiatan pencatatan harus dilakukan agar dapat dievaluasi seluruh kegiatan yang dikerjakan pada pemahaman yang luas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan kerja sama. Akan tetapi, apabila administrasi dikaitkan dengan berbagai bidang dan hal yang lain, seperti organisasi, manajemen, kebijakan, hubungan antar manusia, dan lain sebagainya. Maka administrasi bisa memiliki arti yang lain lagi. Administrasi sendiri pada dasarnya merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang pada awal abad ke-19”, Tambah Rendi. 


Dengan semakin berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, administrasi pun juga ikut berkembang hingga pada akhirnya banyak diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan di berbagai negara di dunia. Terkait dengan administrasi di SPBU tentu lebih ditekankan kepada aturan baku dalam hal pencatatan pelaporan, bembelian dan berbagai kegiatan untuk menunjang kegiatan pada SPBU.




×
Berita Terbaru Update