"Ilustrasi bahaya Selingkuh bagai kesehatan fisik dan mental manusia"/Foto : google image |
RADARDETIK.ID - Perselingkuhan merupakan masalah hubungan yang sering terjadi dalam hubungan, terutama di masyarakat saat ini. Seperti masalah lainnya, perselingkuhan pasangan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik Anda.
Faktanya, penelitian para ahli juga menemukan bahwa dampak perselingkuhan dapat menyebabkan masalah psikologis jangka panjang seperti stres pasca-trauma, kecacatan, dan kesehatan yang buruk. Ketika seseorang mengalami perselingkuhan dalam hubungan percintaan, tentu akan berdampak besar pada kondisi mental dan fisik orang tersebut.
Dampaknya antara lain depresi, gangguan stres pasca trauma, kecemasan, penyakit fisik, insomnia, penurunan gairah seks, dan penyakit jantung. Depresi merupakan salah satu penyakit jiwa yang dapat terjadi karena perselingkuhan dapat mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang.
Kebahagiaan di sekitar Anda juga bisa tertutupi oleh kesedihan sehingga menimbulkan perasaan hampa dan kekurangan energi. Penderita depresi cenderung ingin menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dan tidak melakukan apa pun.
Dalam beberapa kasus, depresi juga dapat menyebabkan perilaku negatif seperti penggunaan alkohol atau narkoba. Gangguan stres pasca trauma (PTSD) merupakan salah satu dampak psikologis dari perselingkuhan yang dapat terjadi pada kasus tertentu.
Gangguan stres pasca trauma terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis secara emosional. Meskipun perselingkuhan mungkin tidak dianggap traumatis, gejala-gejala yang terjadi selanjutnya mirip dengan PTSD bagi kebanyakan orang.
Gejala PTSD meliputi: Mereka panik jika mengingat kejadian di masa lalu, mudah marah, mudah tersinggung dan putus asa, sangat sensitif dan mudah terkejut oleh hal-hal kecil, serta kualitas tidurnya terganggu. Kecemasan merupakan dampak dari perselingkuhan yang dapat terjadi dalam bentuk gangguan kecemasan.
Berbeda dengan stres, gangguan kecemasan merupakan penyakit jangka panjang yang tidak cepat hilang. Gejala yang mungkin timbul antara lain gugup, gemetar, dan kesulitan berpikir jernih.
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan serangan panik dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Masalah fisik, termasuk masalah emosional, juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, seperti masalah hubungan.
Dampak perselingkuhan bisa berupa peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan gejala fisik seperti sakit kepala dan mual. Saat Anda stres, tekanan darah Anda bisa naik sementara karena hormon adrenalin. Hormon ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah untuk membantu Anda mengatasi gejolak emosi.
Selain itu, dampak perselingkuhan pada sistem saraf juga dapat memperlambat kontraksi otot-otot sistem pencernaan dan mengganggu sistem pencernaan. Insomnia dapat disebabkan oleh perselingkuhan dan dapat mempengaruhi tingkat stres seseorang.
Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk tidur dan menyebabkan insomnia. Saat insomnia terjadi, hormon kortisol pengontrol stres juga meningkat sehingga semakin mengganggu tidur.
Hasrat seksual menurun karena cinta dalam suatu hubungan meningkatkan kadar oksitosin dan endorfin, hormon yang meningkatkan hasrat seksual. Jika terjadi perselingkuhan, kedua hormon ini tiba-tiba hilang. Hal ini pada akhirnya menyebabkan menurunnya hasrat seksual. Selain hasrat seksual, pria juga bisa menderita disfungsi ereksi.
Penyakit jantung adalah salah satu masalah paling serius yang dapat menyebabkan penyakit jantung karena perselingkuhan. Beberapa penelitian menemukan bahwa pria yang selingkuh memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung. Selain itu, kardiomiopati yang berhubungan dengan stres, juga dikenal sebagai "sindrom patah hati", dapat terjadi pada wanita berusia lanjut.