Notification

×

Iklan

Iklan

Sistem Kecanggihan Artificial Intellegent (AI) Seperti buah Simalakama Bagi Mahasiswa

Tuesday, 9 April 2024 | 23:56 WIB Last Updated 2024-04-09T16:56:58Z
"Dosen PGSD Unisri Surakarta Elinda Rizkasari ketika berfoto bersama mahasiswa Unisri Surakarta dalam acara pelepasan mahasiswa di Graha Saba Buwana"/Foto : PGSD Unisri Surakarta


RADARDETIK.ID - Di era modern ini, proses peradaban dunia sangat  berbeda  dengan peradaban-peradaban sebelumnya. Banyak hal telah berubah dengan cepat dalam hal teknologi, infrastruktur, lingkungan, etika, dan banyak lagi.


Semakin majunya teknologi, masyarakat semakin mudah mengakses informasi dan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Dengan majunya peradaban manusia modern, masyarakat mendorong manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan kecerdasan yang mirip dengan kecerdasan manusia.


Para peneliti berlomba-lomba mengembangkan sistem teknologi canggih yang melampaui kecerdasan manusia itu sendiri. Akhirnya setelah sekian lama diteliti, lahirlah teknologi kecerdasan buatan manusia  yang biasa disebut dengan AI (Artificial Intelligence).


Teknologi yang terkenal dan populer saat ini adalah teknologi canggih AI atau kecerdasan buatan. Teknologi ini merupakan kecerdasan  buatan yang mampu menggantikan  manusia. Tentunya hal ini sangat berguna bagi mahasiswa karena dapat membantu mereka dalam menyelesaikan tugas kampus, seminar, ujian akhir, dan lain-lain.


"Dosen PGSD Unisri Surakarta Elinda Rizkasari ketika menghadiri acara Munas Himpunan Dosen PGSD Indonesia"/Foto : Munas PGSD


Sekalipun AI atau buatan Di sisi lain Di sisi lain, teknologi saat ini sudah sangat maju sehingga bagi pelajar ibarat memakan buah simarakama. Ini adalah seperti pedang bermata dua, dan dapat bermanfaat atau merugikan bagi mahasiswa.


Manfaat penggunaan sistem AI (kecerdasan buatan) bagi siswa antara lain sangat membantu  dalam membantu siswa dalam menulis esai. Sistem AI salah satunya adalah sangat membantu dalam memperbaiki kesalahan saat menulis.


Bagi mahasiswa, hal ini bisa sangat membantu dalam mempertimbangkan rencana karir mereka ketika memilih universitas target, misalnya dengan membantu mereka mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan tentang karir, jurusan, dan program lainnya.


Ini juga memiliki manfaat lain, seperti membantu untuk mempersiapkan ujian lisan, membuat penilaian portofolio, dan bertindak sebagai panduan belajar serta persiapan ujian individual.


Kemajuan sistem AI (kecerdasan buatan) membawa banyak manfaat bagi mahasiswa, namun sistem AI juga memiliki kekurangan dan dampak negatif bagi siswa. Dampak negatif penggunaan  sistem AI terhadap pelajar dan orang lain adalah penggunaan AI dalam proses produksi dan layanan dapat menggantikan pekerjaan manusia, sehingga menyebabkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi di masa depan karena terciptanya sistem AI.


Terjadinya masalah Pengangguran terjadi di beberapa sektor Dimana peran manusia bisa digantikan oleh kecanggihan system AI. Tanpa tindakan aktif, kesenjangan sosial antara pemilik teknologi AI dan mereka yang kehilangan pekerjaan dapat melebar.


Sedangkan kerugian bagi mahasiswa, apalagi setelah lulus adalah mahasiswa akan merasa kesulitan ke depannya dalam mencari pekerjaan bagi fresh graduate karena kedepannya pekerjaan mereka akan digantikan oleh sistem AI.


Yang perlu diperhatikan secara khusus adalah jumlah lulusan setiap tahunnya jauh melebihi permintaan tenaga kerja dan penciptaan tenaga kerja masa depan. Kerugian berikutnya bagi siswa adalah  sistem AI dapat membuat mereka menjadi ketergantungan.


Oleh karena itu, ketika terjadi masalah jaringan internet, siswa menjadi “lumpuh” dan tidak mampu berbuat apa-apa. Bagi siswa, dampak negatif yang fatal dari sistem AI  adalah mereka tidak dapat mengajarkan  sopan santun dan etika kepada siswa, tetapi terutama mengajarkan mereka empati dan simpati terhadap orang lain.


Terutama pada mata kuliah yang memerlukan empati di dunia kerja, seperti mata kuliah pendidikan dasar, BK, dan pendidikan anak usia dini. Bagi instruktur dan universitas, penggunaan sistem AI harus mencakup pengawasan dan dukungan terhadap mahasiswa.


Jika mahasiswa terlalu bergantung pada sistem AI maka mereka akan menjadi ketergantungan, sehingga jika AI dibutuhkan maka siswa akan melakukan hal tersebut. Tidak ada yang dapat dilakukan apabila terjadi gangguan pada system AI.


Hal ini sejalan dengan penelitian Prima Trisna Aji (2023) bahwa perkembangan zaman akan semakin modern dengan dibangunnya sistem AI, bahkan dengan penggunaan sistem AI pun mimpi untuk mewujudkan kantung Ajaib doaremon bisa terwujud dengan kecanggihan system AI.


Kelemahan sistem AI adalah mereka tidak mampu membangkitkan rasa kasih sayang atau empati terhadap orang lain. Oleh karena itu, jika tidak mengajarkan tata krama dan adab kepada mahasiswa baru  maka akan berdampak pada rendahnya semangat kerja mahasiswa.



Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan sistem AI dengan pembelajaran offline siswa, yaitu sistem pembelajaran blended learning.


Dosen prodi Pendidikan Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta menyampaikan contoh dari tekhnologi system AI antara lain website Chatgpt sebagai contoh sistem AI (kecerdasan buatan) canggih yang dapat digunakan mahasiswa, yang didukung oleh penulis secara otomatis.


Dengan menulis beserta referensi, sistem AI akan membantu mahasiswa membuat presentasi menjadi lebih mudah dan menarik.


 Sistem AI berguna untuk meneliti artikel jurnal di berbagai departemen. Fitur Grammarly untuk memeriksa tata bahasa dan plagiarisme saat menulis, Quillbot untuk membantu Anda memparafrase dan merangkum dalam bahasa Indonesia dan Inggris, GPT Zero Al untuk membantu Anda mengenali teks, Any summary untuk membantu Anda dengan PDF, dokumen, video, audio, PPT, dll.


Writefull membantu mahasiswa membuat ringkasan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dan Plagiarismchecker digunakan untuk memeriksa plagiarisme saat menyelesaikan makalah akademik.


Penulis : Elinda Rizkasari.,Spd.,Mpd
Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta



×
Berita Terbaru Update