![]() |
"Siswa Sekolah Dasar Negeri Laweyan Surakarta sedang belajar membatik disela Jeda Semester"/Foto : Virliana |
RADARDETIK.COM – Keanekaragaman budaya leluhur bangsa Indonesia merupakan salah satu cagar budaya yang terkenal di Dunia. Selain terkenal di manca negara, Indonesia sendiri terkenal akan kekayaan budaya yang beragam. Salah satunya yaitu batik, sebuah warisan budaya yang sangat berharga. Batik sendiri selain dikenal di Indonesia juga terkenal di Seluruh dunia, hal ini setelah UNESCO secara resmi mengakui Batik sebagai aset dari Bangsa Indonesia.
Jenis batik di Indonesia sangat beraneka ragam yaitu Batik Sogan dari kota Solo, Batik gentongan dari Madura, Batik Mega Mendung dari Cirebon, Batik Keraton dari Yogyakarta dan lain – lain. Salah satu jenis batik yang popular adalah dari kota Solo tepatnya dikampung Batik Laweyan.
Kota Surakarta merupakan kota yang menjadi salah satu penghasilan batik. Terutama banyaknya pengrajin batik di kampung batik Laweyan.
Sebagai warga Solo tentunya kita harus bangga, karna di Solo terdapat kampung batik yang sudah legendaris. Kampung Laweyan merupakan salah satu daerah yang legendaris yang terkenal dengan sentra batik tertua dikota Solo selain kota Batik Kauman.
Kawasan Batik Laweyan berlokasi di sebelah barat Kota Solo yang merupakan tempat para saudagar atau pengusaha batik, sehingga saat ini sering disebut sebagai Kampung Batik oleh Pemerintah Kota Surakarta karena potensi batiknya.
Warga dikota Laweyan Surakarta sendiri sudah menduduki sejak ratusan tahun yang lalu dan hingga sekarang ini masih sangat terjaga dengan baik.
Sejarah nama kota Laweyan sendiri nerasal dari kata “Lawe” yang artinya benang. Meskipun kota Laweyan terkenal dengan kota Batik, tetapi seiring berjalannya waktu kota ini berubah menjadi kota wisata di Solo yang terkenal. Rumah-rumah penduduk yang tadinya hanya dijadikan sebagai tempat pembuatan batik, kini disulap menjadi galeri mini untuk kain batik
Tradisi kreatifitas membatik diturunkan dari orang tua kepada anak, sehingga warisan batik akan bisa terpelihara dengan baik. Salah satu Sekolah Dasar yang berada dikota Laweyan Surakarta adalah SDN Laweyan Surakarta.
Dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan melestarikan napak tilas budaya. Siswa Sekolah Dasar Negeri Laweyan Surakarta. Kegiatan sendiri dilaksanakan diwaktu jeda Semester SD Negeri Laweyan Surakarta.
Pelaksanaan kegiatan belajar membatik diikuti oleh seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri Laweyan Surakarta dengan penuh ceria dan semangat. Tampak kegiatan siswa didampingi oleh orang tua siswa yang sangat mendukung kegiatan kali ini.
“Kegiatan seperti ini sangat baik dan kami sangat mendukung, dikarenakan selain melestarikan budaya juga membuat anak – anak menjadi semakin kreatif. Dengan demikian warisan batik dikota Laweyan bisa terus terjaga”, Ucap salah satu Orang tua Siswa.
Pada kegiatan ini, setiap peserta didik menghasilkan motif dengan menggunakan teknik yang berbeda. Pada peserta didik kelas 1 dan 2 membatik dengan teknik cap dari pelepah pisang. Pada peserta didik kelas 3 membatik pada kipas di Batik Cempaka Laweyan. Peserta didik kelas 4 membatik dengan teknik batik tulis menggunakan canting. Peserta didik kelas 5 dengan teknik ecoprint.
Pada kegiatan ini, setiap peserta didik menghasilkan motif dengan menggunakan teknik yang berbeda. Pada peserta didik kelas 1 dan 2 membatik dengan teknik cap dari pelepah pisang. Pada peserta didik kelas 3 membatik pada kipas di Batik Cempaka Laweyan. Peserta didik kelas 4 membatik dengan teknik batik tulis menggunakan canting. Peserta didik kelas 5 dengan teknik ecoprint.
Dari pihak sekolah dan wali murid sangat mendukung kegiatan ini. Peserta didik juga sangat antusias mengikuti kegiatan jeda kali ini, karena banyak dari mereka yang baru pertama kali mencoba membatik secara langsung.
Dengan adanya kegiatan ini para peserta didik dapat menuangkan ide dan kreativitas mereka. Sesuai dengan nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu para peserta didik dituntut untuk dapat berpikir kritis dan kreatif.
Mulai dari kelas 1 dan 2, meskipun mereka dari kelas bawah tetapi semangat dan antusias mereka sangat tinggi. Mereka dapat menuangkan ide dan kreativitas mereka sesuai dengan nilai pada profil pelajar pancasila.
Dan Salah satu contohnya kelas 3 yang membatik diatas kipas di Batik Cempaka Laweyan. Letaknya tidak jauh dari sekolah sehingga peserta didik dapat berjalan dari sekolah.
Batik kipas sendiri memiliki fungsi sebagai pakai dan fungsi hias. Batik kipas yang dimaksud disini adalah kipas tangan.
Kegiatan yang didampingi langsung oleh pengrajin batik, peserta didik belajar teknik yang benar dalam membatik hingga proses pewarnaan. Hasil karya membatik kipas peserta didik kelas 3, setelah dijemur dapat langsung digunakan.
Perlu diketahui bahwa Sekolah Dasar Negeri Laweyan Surakarta merupakan salah satu sekolah dasar negeri favorit yang memberikan keleluasaan siswanya untuk bisa mengeskplore bakat mereka yang salah satunya dengan membatik. *Red